![]() |
Akibat kericuhan suporter, Tim PSMS tertahan di dalam stadion hingga tengah malam. (Instagram @jktnewss) |
Warta Tangsel - Kisah sepak bola
Indonesia kembali dihiasi dengan hal menyedihkan bahkan memalukan akibat
kericuhan suporter.
Catatan negatif ini akibat kericuhan suporter yang tidak
bisa menerima hasil pertandingan tim kebanggaan mereka.
Kericuhan suporter yang terjadi di stadion Gelora Joko
Samudro, Gresik, dan Harapan Bangsa Banda Aceh, telah menciptakan bayang-bayang
memalukan atas semangat sportivitas di dunia sepak bola tanah air.
Insiden kericuhan suporter ini seolah menjadi pembuktian
bahwa pelajaran dari tragedi Kanjuruhan beberapa waktu lalu sepertinya
terlewatkan begitu saja.
Kejadian memalukan mencoreng suasana di luar stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, pada Minggu 19 November 2023, ketika suporter sepak bola tidak bisa menelan kekalahan Gresik United dari Deltras FC dengan skor 1-2.
Emosi meledak, protes berubah menjadi kericuhan ketika
suporter berusaha mengekspresikan ketidakpuasan terhadap manajemen, khususnya
pelatih Rudy Eka Priambada.
Tindakan suporter mengakibatkan bentrokan dengan polisi, yang
akhirnya harus menggunakan gas air mata untuk meredakan kerumunan.
Tim Deltras FC bahkan terjebak di ruang ganti, menunggu
kondisi di luar stadion menjadi aman.
Kejadian serupa juga terjadi di stadion Harapan Bangsa Banda
Aceh, sehari sebelumnya, ketika suporter Persiraja melempari pemain PSMS dengan
botol minuman setelah pertandingan berakhir 0-0.
Kejadian tragis itu membuat kepala pemain PSMS, Rachmad
Hidayat, mengalami benjolan akibat dipukul.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, bersama tim PSMS,
bahkan tertahan di dalam stadion hingga tengah malam. Di luar stadion, bus tim
PSMS juga menjadi sasaran pelemparan.
Sayangnya, kericuhan suporter ini menunjukkan kurangnya
pembelajaran dari insiden serupa di Kanjuruhan.
Semua pihak diingatkan bahwa hasil pertandingan harus
diterima secara sportif dan sikap dewasa.
Ketidakpuasan seharusnya disuarakan dengan cara yang beradab
tanpa harus merusak suasana.
Kini, mata publik menantikan putusan Komdis PSSi terkait
kericuhan setelah pertandingan Persiraja vs PSMS dan Gresik United vs Deltras
FC.
Semoga insiden ini menjadi momentum untuk merenung dan
mengubah pola perilaku suporter agar sepak bola Indonesia tetap meriah dengan
semangat sportivitas.
Penulis : Cecev Handoyo
Editor : Muhammad Miko Prayoga